Enam Syarat Mencari Ilmu-Menurut Ali Bin Abi Thalib ada 6 syarat mencari ilmu yakni cerdas, giat/rajin ( semangat ), sabar, bekal ( biaya ), petunjuk dari guru, dan waktu yang lama. Enam sayarat tersebut disampaikan oleh Ali Bin Abi Thalib via syairnya yang terjemahannya " Tidak akan berhasil seseorang dalam mencari ilmu kecuali dengan enam syarat, maka akan saya sampaikan kepadamu keseluruhan syarat-syarat tersebut dengan jelas. Cerdas, giat, sabar, mempunyai biaya, adanya petunjuk dari seorang guru, dan dalam waktu yang lama".
Syarat-syarat tersebut berlaku untuk syarat mencari ilmu agama maupun ilmu umum. Untuk lebih jelasnya simak sedikit penjelasan di bawah ini :
1. Cerdas-Menurut Hasan Sadily, dkk, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1997, halaman 186,cerdas dapat diartikan sebagai sempurna dalam perkembangan akal dan budi (untuk berpikir, mengerti ). Anak/Orang yang cerdas juga dapat diartikan sebagai manusia yang tajam pikirannya, sehingga dapat mengingat, menghafal, dan memahami apa yang dipelajarinya dengan cepat. Selain definisi di atas, Muhammad Said Mursi,pada Op.Cit, halaman 207 menjelasakan bahwa kecerdasan ( intellegensi ) adalah kemampuan untuk memahami keterkaitan antara berbagai hal, kemampuan untuk mencipta, memperbaharui, mengajar, berpikir, memahami, mengingat, merasakan, berimajinasi, memecahkan permasalahan, dan kemampuan untuk mengerjakan berbagai pekerjaan dalam berbagai tingkat kesulitan. Dari definisi tersebut sangatlah tepat apa yang dikemukakan oleh Ali Bin Abi Thalib, di mana cerdas ditempatkan pada syarat yang pertama dalam menuntut ilmu. Jika anak/orang memiliki kecerdasan yang tinggi maka akan cepat menyerap ilmu yang sengaja dipelajari maupun yang tidak sengaja dipelajari, sebaliknya jika seseorang memiliki kecerdasan yang rendah maka akan lebih membutuhkan waktu lama dalam menyerap suatu ilmu.
2. Giat ( Rajin; Semangat )- Giat dalam hal ini diartikan sebagai kegigihan dan keuletan/ketekunan dalam menghadapi problem-problem yang ada dalam proses belajar.
3. Sabar-Ada beberapa definisi/pengertian sabar sebagai berikut:
3. Sabar-Ada beberapa definisi/pengertian sabar sebagai berikut:
- Sabar adalah tahan dalam menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, dan tidak patah hati. ( Ibid halaman 158-160 )
- Sabar ialah tetap dan teguhnya dorongan keagamaan dalam menghadapi dorongan hawa nafsu. ( Imam Muhyidin An-Nawawi, Al Adzkar, Darul Ihya; Indonesia, hal 4 ).
- Definisi sabar menurut bahasa adalah bahwa sabar berasal dari bahasa Arab yakni " Shobaro " yang sudah menjadi bentuk infinitif ( masdar ) " Shobron ". Dari segi bahasa sabar berarti menahan atau mencegah. Kata sabar sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia.
- Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.( http://islamiyyah.mywibes.com/ )
4. Mempunyai biaya- Mempunyai biaya di sini diartikan sebagai ongkos yang mencukupi untuk biaya hidup, sekiranya orang yang mencari/menuntut ilmu tidak lagi membutuhkan pertolongan dari orang lain dalam masalah rejeki. Jika pencari ilmu, dalam hal ini para siswa yang masih duduk di bangku SD, SLTP, dan SLTA mungkin masalah biaya sudah ditanggung oleh orang tuanya atau walinya, dengan demikian maka seorang pelajar dapat fokus dalam setiap harinya untuk belajar. Apalagi saat sekarang banyak siswa yang menerima BSM.
Seseorang yang sedang mencari ilmu disyaratkan untuk mempunyai biaya (ongkos). Dimaksudkan supaya orang tersebut bisa berkonsentrasi secara penuh dalam mencari ilmu (belajar) sehingga tidak terganggu dengan pemikiran-pemikiran yang lain yang bisa mengganggu dalam proses belajarnya, seseorang tidak mungkin bisa menuntut ilmu dengan baik apabila dia tidak mempunyai biaya untuk membeli alat-alat kebutuhan belajar, seperti buku pelajaran misalnya, atau seseorang tidak akan bisa belajar dengan tenang apabila dia kekurangan uang untuk kebutuhan sehari-hari, seperti halnya kebutuhan untuk makan. Jadi, kalau secara logika tidak mungkin seseorang bisa belajar dengan baik apabila konsentrasinya masih terpecah dalam masalah biaya kehidupannya, kalaupun orang tersebut bisa menutupi kekurangannya dalam hal biaya (ongkos) ini dengan bekerja sambilan, tetap saja akan mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar, sebab orang tersebut konsentrasinya terpecah antara bagaimana cara mencari biaya hidup dengan bagaimana agar pelajaran yang dia dapat bisa dikuasai dengan baik.
Orang Jawa mengatakan “jer basuki mowo beo”, kesuksesan atau kejayaan tidak akan pernah bisa tercapai kecuali dengan adanya biaya. Kiranya hal ini tepat adanya bila dicocokkan dengan persyaratan bulghoh/bekal,sebagaimana ongkos (biaya) mempunyai andil yang sangat besar dalam mencapai kesuksesan atau kejayaan.
5. Adanya petunjuk dari guru-Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan, sehingga ia mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya (baik sebagai khalifah maupun ‘abd). Guru bertanggung jawab tidak sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi juga di luar sekolah. Dengan kata lain, tugas guru adalah melahirkan atau membentuk manusia yang pandai dan berbudi mulia serta taat kepada Tuhan,sehingga mereka (anak didik) menjadi manusia yang berguna, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain, serta yang tidak kalah pentingnya ialah manfaat untuk agamanya sehingga mereka mampu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Guru mempunyai peranan sangat penting dalam proses belajarnya para siswa/pelajar, memang benar ada sesorang yang dapat belajar tanpa guru ( otodidak ), akan tetapi model belajar tanpa guru sangatlah rentan dengan kekeliruan. Menurut saya, jika Anda ingin belajar otodidak tentang kajian ilmu positif apapun dengan sumber buku, internet, dan lain-lain sebaiknya apa yang telah Anda pelajari dan pahami, tanyakanlah tentang kebenarannya kepada seseorang/guru yang ahli di bidangnya.
6. Waktu yang lama- Yang dimaksud dengan waktu yang lama adalah bahwasanya di dalam mencari ilmu apabila seseorang menginginkan agar benar-benar menguasai suatu ilmu maka haruslah mempelajari ilmu tersebut dalam waktu yang relatif lama, sebab hal-hal yang berhubungan dengan ilmu tersebut sangat banyak sehingga tidak bisa ditempuh dalam waktu yang singkat. Coba Anda hitung berapa banyak disiplin ilmu yang ada dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi baik di jenjang pendidikan formal maupun non formal. Mungkin semakin banyak kita belajar maka kita akan semakin merasa bodoh karena begitu banyaknya ilmu yang sebelumnya kita belum pernah mengetahuinya.
Demikian 6 syarat mencari ilmu, semoga kita bisa meniru Ilmu Padi, yang mana semakin berisi maka semakin menunduk. Semoga bermanfaat
Sumber bacaan : http://library.walisongo.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar